Friday, November 27, 2009

Selamat hari raya qurban...............

Alhamdullilah hari ini Jumat November 27, 2009 , hari raya Qurban atau hari raya Eid Adha.....
Selamat HARI RAYA QURBAN untuk semuanya, EID MUBARAK........

Bangun pagi seperti biasanya, dan hari ini gak bisa santai karena seerti sebelum2nya sudah janji harus  ikutan ngurusin tempat untuk pelaksanaan sholat eid.......
Jam 7 kurang seperempat kita sampai di tujuan, Alhamdullilah semuanya barengan hadir, mulai dech sibuk nurunin tikar, rug, carpet, sajadah makanan dan minuman untuk hidangan setelah sholat eid sekalian membatalkan pusa orang2 yang pada hari ini berpuasa.....

Jam 07.30 takbir dimulai sambil terus menyelesaikan menggelar tikar dan carpet....
Akhirnya tepat pukul 08.30 pagi Shlat dimulai, Alhamdullilah lumayan banyak sekitar 600 orang hadir meramaikan ruang gymnasium yang kita sewa untuk pelaksanaan sholat ini ini..

Insya Allah masih bisa bertemu kembali dengan eid yang akan datang.......sekarang lagi bersiap-siap nich untuk ke mesjid , dan sholat Jumat.

Thursday, November 26, 2009

Eid Mubarak..... Selamat hari raya Eid Adha....

Qadar dan Takdir


Belakangan ini aku jadi langganan dokter dan beberapa kali terpaksa harus ke phsikiater. Sebenarnya malu juga sich berterus terang mengungkapkan keadaanku yang sesungguhnya….tapi setelah dipikir-pikir, menuangkannya dalam tulisan lebih baik dari pada menyimpannya didada.



Rasanya ada saja yang sakit, kadang perutku, kadang kepala, tangan, pinggang, kaki pokoknya selalu saja ada yang sakit…. Dan ketika diperiksakan kedokter, setelah melakukan pemeriksaan darah lengkap, test urin, mammographi dan usg pelvis, semuanya normal gak ada yang aneh……….alias secara phisik aku ini sehat-sehat saja, Alhamdullilah.

Ketika mengunjungi phsikiater, aku dikasi pertanyaan banyak banget sebagian aku jawab sebagian tidak dan sebagian jawabannya ngambang alias ngarang…. malas soalnya pertanyaannya gak masuk akal......menurut aku

Terus terang waktu disuruh jawab pertanyaan tersebut aku malas……..menurutku gak ada gunanya wong aku sehat wal afiat koq…begitu batinku.

Setelah melalui berbagai pemeriksaan dan wawancara, kesimpulannya……….aku depresi …. Berat!!!!


Wuiih…..kalau aku masih tinggal di jakarta barangkali keluargaku pasti bingung bin heran, bagaimana mungkin aku bisa sampai mengunjungi psikiater……wong dilihat dari luar segar bugar koq… he hehe.

tapi disinilah rupanya letak rahasianya………..


Kalau dipikir-pikir, jujur aku mengakui kalau aku memang depresei cuma aku gak tau berat atau ringan wong menurutku sich biasa-biasa saja, kalaupun ada rasa bosan , sebel…. itu ya biasa saja namanya orang hidup pasti punya perasaan tersebut….

Tapi ternyata menurut dokter tidak sesederhana itu, dan yang anehnya dia bilang bahwa aku bisa bertahan adalah karena aku menjalankan perintah agamaku sehingga aku masih mendapatkan keseimbangan diri dan tidak melakukan sesuatu yang kebanyakan dilakukan oleh orang yang depresi, sesuatu yang aneh2 dan terkadang diluar dugaan.


Pusing ach mikirin pendapat dokter, mereka kan cuma bisa ngasi teori tanpa memberikan solusi, wong tujuan utamanya cuma mau dapat duit semata ……(ini menurutku lho).


Akhirnya aku dsikusikan masalahku ini dengan guru spiritualku yang juga teman sekamarku……sebab biasanya dia selalu memberikan jalan keluar yang sangat berguna dan terkadang diluar dugaanku.

Tadi pagi setelah selesai diskusi, dia bilang, kamu percaya dengan takdir kan? Tentu saja aku percaya, wong itu termasuk salah satu rukun islam koq.

Sebenarnya kamu gak perlu depresi-depresian kalau kamu mengaku muslim, kan sudah ada didalam 6 pilar utama bahwa qadar dan taqdir itu datangnya dari Allah…lalu mengapa kamu ingin menuntut sesuatu yang sangat sangat jauh bahkan diluar jangkauanmu.

Santai saja nduk……..serahkan semuanya kepada Allah……..bukankah sudah berkali-kali saya bilang bahwa segala sesuatunya itu datang Nya, dari Dia, Sang Maha Pencipta, yang memiliki apapun yang ada dan terjadi didunia ini

Kamu resah dan gelisah karena kamu sampai saat ini belum menemukan pekerjaan, kamu resah karena keadaan ekonomimu tidak semapan seperti dulu, kamu khawatir besok, minggu depan, bulan depan tahun depan, bagaimana dan apa yang kan terjadi, gimana sekolah anak2mu….bagaimana dengan rumahmu, dari mana dapat uang biaya hidupmu... gimana masa depanmu, dimana kamu akan mati, dan banyak pertanyaan lainnya lagi, itu kan yang berkutat dibenakmu?

Aku terdiam mendengar ucapannya , meski sebenarnya aku mau bilang tidak, tapi gimana wong sebagian besar omongannya emang benar.

Cuma seperti biasa kalau dia ngomong, pasti dech yang namanya egoku pasti tersinggung, dan rasanya pengin segera terbang dari mukanya menjauh biar gak dengar apa yang diomongin, tapi kali ini aku cuma diam dan menunggu sampai dia selesai bicara, meski rasanya sebeeel banget.

Cobalah untuk selalu berserah diri dan percaya akan kebesaran Allah, bukankah saya sudah berkali kali bilang kalau nikmat Allah itu luar biasa, dalam waktu sekerdipan mata, jika Dia berkehendak, tak ada yang bisa menghalanginya.

Saat ini memang inilah yang terbaik untuk dirimu, with another word inilah rejekimu.

Kenapa? Banyak alasannya yang cuma Dia saja yang tau.

Mungkin kalau kamu dapat kerja dengan bayaran yang bagus, kamu berobah tidak lagi jadi perempuan seperti ini, mungkin kamu jadi sombong, mungkin kamu jadi angkuh, mungkin kamu jadi lupa diri, mungkin kamu jadi seperti kebanyakan perempuan disini, mungkin kamu jadi lupa bersyukur, dan menjadi kufur, mungkin kamu akan menjauh dari Nya, dan Dia tidak mau itu terjadi padamu makanya dia tunda semua keinginanmu sampai Dia anggap kamu benar-benar siap untuk bisa menerima semua kenikmatan itu tanpa harus menjadi berobah…..Insya Allah.


Ech siangnya ketika sholat jumat, topik khutbah  khatib membicarakan tantang qada dan takdir yang merupakan hak privilege Allah semata, dan kita manusia tidak tau dan tak bisa menduga meski cuma sedikit saja.

Masya Allah…apakah ini suatu kebetulan???????????????????

Tidak guruku itu seringkali bilang bahwa tidak ada yang kebetulan didunia ini, semuanya sudah diatur olehNya, meski itu gugurnya sehelai daun kering sekalipun.


Masya Allah, sekali lagi dan lagi-lagi aku tertegun mendengar uraian guruku itu, koq dia selalu dan selalu saja benar, dan semakin aku sadar bahwa aku ini ternyata semakin sadar bahwa aku tidak tau apa-apa Wassalam (khulavez)


Friday, November 16, 2007, 9:24 PM

Ketika kenikmatan mulai berkurang

Hari itu hari ke 17 bulan ramadhan  berarti ummat Islam berpuasa, sudah beberapa tahun ini aku berpuasa jauh dari tanah air, tentu saja kangen dengan kebiasaan berbuka di tanah air, tak ada kolak pisang, es cendol, atau gorengan.

Hari hari berbuka dijalani seperti biasanya tanpa ada kemeriahan semaraknya ramadhan, untungnya kedua putraku tidak menuntut yang macam-macam seperti kebiasaan berbuka sewaktu ditanah air.

Mereka menikmati hidangan apa saja yang tersedia dimeja makan, tanpa protes atau banyak tanya, Alhamdullilah ternyata mereka mengerti bahwa bukan saatnya sekarang untuk mempertanyakan soal hidangan berbuka, bisa sekolah dengan baik itu sudah suatu kemurahan tersendiri dari Allah.

Kemaren hari sabtu , seperti biasanya kedapur dan mendapati hampir sebagian besar kebutuhan dapur sudah menipis, maka aku kunjungi store terdekat, tepatnya store yang kebanyakan menjual kebutuhan bagi orang mexico, namanya “mie pueblo”. Mulailah aku mencari apa yang kubutuhkan,  ech..ada mangga, bentuknya seperti mangga dermayu, cuma warnanya hijau kemerahan, selintas mirip warna mangga gedong kalau masih muda kali ya……tapi yang ini sudah matang, lumayan pengobat rindu 3 buah $.99, lalu menyelusuri lorong khusus sayur mayur….ech ada ubi merah,yang kebayang dibikin campuran rujak, tapi disini gak ada cabe rawit…mau dimakan pake apa? Ach enggak apa2 ambil aja 2 biji yang agak besar mau dibikin apa urusan nanti…. he he he ini kebiasaan jelekku kalau lagi belanja..meski sekarang sudah banyak berkurang ( lapar mata).

Sambil tetap berjalan mata menjelajah dan ech ada gula jawa, cuma yang ini tidak dibuat dari aren, kelihatannya dibuat dari tebu atau apa ya, soalnya dari baunya tercium bukan gula aren.

Yach sudahlah entar dirumah dipikirin mau diolah jadi apa dan kuambil 4 buah, kalau banyak2 entar takut kalau-kalau rasanya gak enak.

Setelah semua kebutuhan yang kucari didapat maka kutenteng belanjaan keluar dari store dan kembali ke rumah.

Setibanya dirumah aku bingung……. enaknya itu ubi diapain ya? coba dech longok lemari dapur kira2 bisa dijadiin apa?. Selintas aku melihat sebungkus tepung sagu yang masih belum disentuh, kapan belinya aku gak tau…. mungkin waktu itu karena lihat ya dibeli aja, meski belum butuh, sebab jarang2 bisa nemu bahan2 masakan dewe dinegeri orang ini.

Akhirnya terlintas didepan mata, hm…. mungkin enak kali ya kalau ubi nya dijadiin biji salak, entah kenapa itulah yang terbayang didepan mata padahal waktu ditanah air, seumur-umur aku belum pernah makan biji salak.. he he he aneh kan?

Setelah berkutat selama kurang lebih 3 jam, maka sepiring bubur/kolak (entahlah apa nama yang tepat aku gak tau) biji salak terhidang dimeja makan.

Dari penampilannya sungguh sangat menggiurkan…bikin air liur menetes pingin segera mencicipi.

Alhamdullilah anakku bilang rasanya enak ………………ternyata hasil kerja kerasku tidak sia-sia.

Tiba saat berbuka……. saat untuk mencicipi kerja kerasku didapur….. hmmmm entahlah, karena aku gak pernah makan bubur/kolah biji salak aku gak punya acuan untuk membandingkannya, mungkin rasanya memang begitu atau enggak wallahu a’lam, yang jelas hidangan sudah jadi.

Kembali pada diriku, ada yang aneh….. ternyata bukan cuma kali ini, tapi sudah sering kali aku merasakan keganjilan pada diriku, ya mungkin ini yang namanya  peringatan dini, semua makanan apapun itu rasanya tidak senikmat sewaktu aku masih kecil, meski cuma sepotong singkong rebus, rasanya nikmat sekali………… tapi kok sekarang lain ya, sepertinya indera perasaku sudah mulai tidak sensitiv lagi atau Allah sudah mulai mengurangi kenikmatan itu sedikit demi sedikit.

Aku jadi teringat perkataan ibuku dulu, duluuuuu sekali waktu aku masih kecil, ketika kami anak2nya dengan lahap menyantap apa saja yang beliau hidangkan dan merasa enak-enak saja, meski tidak mungkin hidangannya kurang garam atau kebanyakan garam he he he, maklum masih kanak-kanak.

Dan ibuku berkata…. nanti kalau kamu sudah setengah tua, maka kamu bisa merasakan bahwa kamu mulai jadi selektif dan gak semua makanan terasa enak atau nikmat dilidah, mulai cerewet, ini gak enak, itu gak enak, ini gak ada rasa alias hambar, makanan yang itu keasinan ubanpun mulai memenuhi sebagian kepala dan waktu terasa berjalan cepat sekali, sepertinya sehari semalam itu cuma sekerdipan mata saja, baru saja tidur ech sudah harus bangun dan sholat subuh lagi. Mulanya aku cuma senyum2 saja mendengar ucapan ibuku, mana mungkin sich wong puasa sehari dari sahur sampe berbuka rasanya lamaaaaa sekali, setiap 30 menit sekali  melirik jam di dinding menunggu waktu berbuka, koq dibilang cepat seeech???
Dan ?????? inilah yang sekarang aku rasakan. Semua yang dikatakan ibuku itu ada pada diriku, yang dia bilang itu pertanda kiamat sudah dekat.


Lidah sudah tidak peka terhadap rasa makanan, semakin tua uban tumbuh dimana-mana, badan sudah mulai cepat cape, tidak seperti dulu lagi rasanya gak pernah lelah keluyuran seharian. Apakah yang dikatakan ibuku itu barangkali benar adanya atau tidak  Wallahu Allam bissawab.

Yang jelas ini memang suatu peringatan untuk diriku agar senantiasa memperbaiki diri sebelum saat itu tiba dan aku akan datang menghadapNya dengan muka menengadah bukannya menunduk  malu karena penuh dosa.( khulavez)

Protes si kecil untuk mamanya


Waktu barjalan seolah berlari dan aku ketinggalan dibelakang, tidak terasa 9 tahun berlalu……dan semua kenangan indah maupun sedih berada jauh  dimasa lalu..


Si bayi mungil kini sudah  tumbuh menjadi jagoan kecil yang kerap kali membuatku tercengang menghadapi  kesehariannya.


Suatu kali ..sepulang sekolah, seperti biasanya dia akan menyimpan  tas sekolahnya dan cepat2 wudhu untuk melaksanankan sholat zuhur, kadangkala meski sudah di ujung waktu aku tetap memintanya untuk melaksanakan, soalnya  disekolah tidak ada sarana buat dia untuk itu.

“Oh..mom, I am tired, pissed of and gonna die…..” katanya sambil menjatuhkan diri didepanku.
“Ada apa? Tanyaku,
Cape banget, hari ini mataharinya terik banget, kita ada kegiatan PE (Physical Exicerse), mengelilingi lapangan 5 kali….

Oh…kataku, ya udah sana minum dan cepatan sholat, waktunya hampir habis.

Selesai sholat kutemani dia makan dan tanpa diduga2 dia bilang, “mom do you know that sometimes you’re annoying?”

Wach sebagai orang tua, ditanya begini oleh anaknya, harga diriku rasanya tersinggung.....!!!!!!!!!, tersinggung banget,!!!!!!!!!!! bagaimana tidak anak yang ge gendong-gendong dari kecil ech bisa2nya sekarang ngomong begini????

Namun dengan muka sok wibawa dan ditenangkan  kucoba meredam jengkel dan bertanya, “emangnya  ada apa dan kenapa, koq tanya begitu”.

Jawabnya,” iya kadangkala orang tua suka begitu, merasa selalu benar dan gak mau disalahkan. conclusion is selfish....!!!!!!" katanya
“And do you know that you have 65% possibility to be criticized?”
Lho kenapa lagi nich?” tanyaku,
“Ya karena kadang2, bahkan seringkali mama tuch  tidak sabaran…pengennya apa2 itu cepetan , terus  inginnya anaknya punya cara pikir seperti mama, ya gak bisalah, setiap orang kan punya tipikal sendiri-sendiri, kalau mama begitu ya belum tentu anaknya begitu ???, kan isi kepalanya berbeda?”
And  sometimes you  are giving order like you’re a commander in an army, and you wont take any order .“ tambahnya lagi
“what about you? Tanyaku,
I have 0% to be critized”,jawabnya enteng bangetasatagfirulaah.......tega niat dech ini anak gue..
“why” kataku sambil memandang wajahnya yang imut2 namun koq ya berani2nya ini anak kecil masih bau kencur koq ngeritik mamanya  sendiri, pastinya ini limpahan uneg2 perasaannya tentang sikapku selama ini
“because I have no reason to be criticized and I never giving any order, instead of I received order from you and you want me to always please you”
Oh…..itu tidak fair, saya punya 65% kemungkinan untuk dikritisi dan kamu nol? Tanyaku mendelik.
Tahukah kamu kadangkala kamu itu menjengkelkan juga?
Ya..itu karena mamanya yang tidak punya kesabaran dalam menghadapi anak-anak.
Wah   wah wah……… ternyata anak sekarang  seperti ini ya
Apakah anak2 yang lain juga seperti itu atau cuma jagoan kecilku saja yang seperti ini?

He he he………….senyum kecut aku mendengar kritikan  yang keluar dari mulut anakku sendiri.
Emang ada benarnya juga, (eh banyak benarnya koq) sebagai orang tua kita (ech salah aku  kadang memang egois  ) selalu merasa paling benar, punya hak untuk menyuruh dan gak mau disuruh .
Dan iya benar  juga ya, kita pinginnya anak2 kita bisa melakukan seperi apa yang kita lakukan, kalau kita punya inisiatif  to do something, kita juga berharap anak kita has the same thing as the way we are, dan ini memang tidak mungkin .

Dan yang paling  bikin aku terheran-heran, ini adalah bayi mungil yang dulu aku timang2 ..tapi sekarang sudah bisa menyanyi mengeluarkan kritikan atas sikap bundanya sendiri…………what amazing thing.

Tapi cukup  pedas juga untuk bisa menyentil rasa egoismeku………Insya Allah I will do my best to do a necessary improvement. And thank you  for yr tought, my lovely son.

Wallahua’lam bissawab
Assalamualaikum wr wb.
Allah Hafiz

Satu lagi sindiran untuk diri sendiri

SM. Agustus 28’2007.

Tak berhak untuk membenci

Dari ada menjadi tiada
Dari debu kembali menjadi debu
Keinginan yang besar  tidaklah cukup
Ada kekuatan yg melebihi segala-galanya
Kekuatan Ilahi yang mampu mengalahkan diatas semuanya

Doa seorang ibu dikala duka
Bagai setitik embun di pagi hari
Bak setitik air membasahi tenggorokan yang tengah haus di padang pasir
 

Malam merangkak pelan
Suasana sepi mencekam
Bulanpun seolah enggan menampakkan diri
Kadangkala muncul malu-malu
Atau menyembunyikan diri dibalik awan

Hatiku  gelisah menyimpan marah
Bagai serumpun bambu diterpa badai
Daunnya terburai ….berserakan
Dan dari sela-sela salah satu daun itu
ada darah merah mengalir menyiratkan luka
Luka yang amat dalam dan menyakitkan
 

Ingin kubuang benciku jauh2
Melemparnya kekegelapan
Membuangnya melalui jendela yang terbuka dan
Hilang ditelan malam
Atau menguburnya dalam dalam keliang lahat

Meski aku tau bahwa aku tak boleh membenci
Atau berhak untuk membenci meski itu pada sehelai daun sekalipun 

Menggugat iman yang sedang jatuh

Kadangkala, bahkan sering kali aku bertanya-tanya dalam hati, mengapa hidupku seperti ini.
Ingin rasanya menggugat keadaan yang tak selalu berpihak padaku, tapi pada siapa?
Rasanya aku tak punya hak untuk menggugat pada siapapun meski hanya pada   serumpun  ilalang.
Sampai sebegitukah? Atau inikah yang namanya krisis kepercayaan diri? Entahlah namun itulah yang belakangan ini selalu berkecamuk dibenakku.

Mengapa nasib baik atau keberuntungan tak berfihak padaku?
Mengapa setelah suatu masalah timbul masalah yang lain? Kadang belum juga yang satu selesai sudah menyusul masalah lainnya, sehingga bertumpuk dan membuat kepala serasa ingin pecah.
Mengapa kesedihan selalu menyelimuti keseharianku? mengapa tawa tak selalu menemani hari-hariku?

Seringkali aku menoleh kesebelah,(he he he…. tetangga tentunya, baik tetangga yang duduk dimeja sebelah atau yang tinggal dirumah sebelah) oh.....mengapa mereka tak pernah punya masalah ya? Mengapa mereka selalu saja mendapatkan apa yang mereka inginkan?
Mengapa mereka selalu  mampu untuk  membeli sesuatu ?
Mengapa mereka selalu gembira, tertawa dan ceria dalam kehidupan keseharian mereka??? Benarkah begitu?????
Wach aku sudah bekerja terlalu keras tetapi kenapa keadaanku tak sebaik keadaan mereka?
Kenapa….? Mengapa…..? Bagaimana…? Itulah yang selalu dan selalu berkecamuk dan menghantui pikiranku.

Apakah sebenarnya yang terjadi? Kenapa aku merasa iri dengan keadaan orang lain? Bukankah rizki masing-masing orang sudah ditentukan olehNya, lalu mengapa juga  aku masih mempertanyakannya?
Ach…mungkin memang imanku yang cuma setipis kulit bawang sehingga tak mampu mengendalikan hati ketika melihat keadaan orang lain lebih baik dari aku.
Kenapa tidak berbaik sangka saja, bahwa mereka bekerja jauh lebih keras dari aku untuk bisa mewujudkan keinginan mereka sehingga mereka pantas untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Memanglah ternyata  hatiku penuh dengan syak wasangka dan curiga, merasa diri paling benar sendiri, sehingga tak ada orang lain yang boleh lebih dari aku?

Seharusnya aku merasa bersyukur bahwa keadaanku tidak berkelimpahan dalam hal materi, yang tentunya Allah tau bahwa untuk saat ini itulah yang terbaik buat diriku. Nach buat yang berlimpah sebaiknya hati-hati karena kelak ada pertanggung jawabannya sendiri.

Mungkin kalau Dia beri aku kelimpahan rizki yang berlebih, hal itu akan membuatku malah menjadi kufur dan bukannya bersyukur.

Dan bukankah seharusnya aku berterimakasih pada Allah dengan keadaanku yang sekarang, sebab Dia masih memperhatikanku dengan memberikan ujian,   berupa kekurangan materi,  yang berarti Dia masih sayang padaku.
Coba kalau Dia tidak memperhatikan atau sayang padaku, pasti tak ada ujian, dan aku akan selalu mendapatkan apa saja yang aku inginkan sehingga akan semakin lupa padaNya Sang Maha Pemberi rezki  
Apakah ini yang aku inginkan?
Oh…..tentu saja tidak, dan terimakasih ya Allah Engkau telah membukakan mata hatiku untuk selalu bersyukur dengan keadaan diriku, dalam suka maupun duka, dalam kesempitan maupun kelapangan, dalam kemudahan maupun kesulitan, dalam kesenangan maupun kesengsaraan.
Dan bukankah ujian berupa  kemiskinan, kesengsaraan, kesedihan, kesulitan, akan membuat orang menjadi lebih kuat dan dekat dengan Engkau dibanding ujian berupa kekayaan, kesenangan, kegembiaraan dan kemudahan, yang seringkali malah membuat orang semakin menjauh dari Engkau?
Och………tiba-tiba saja aku teringat nasihat ibuku, Allah tidak akan pernah memberikan ujian melampaui dari batas kemampuan ummatNya.
Nach berarti Allah itu tau ya kalau aku cukup kuat untuk memikul semua beban penderitaan ini makanya  Dia kasi aku ujian, sekedar menguji kemampuan, namanya juga ujian, seperti orang sekolah, kalau mau naik kelas harus melewati masa ujian dulukan?

He he he…berarti aku harus banyak belajar lagi dong..kan mau menghadapi ujian untuk kenaikan kelas?
     
Imanku memang kadangkala naik turun, bak pisau yang sudah lama tak digosok jadi tumpul dan perlu diasah supaya tajam kembali waktu dipergunakan.

Sindiran untuk diri sendiri
Wallahu alam bissawab
Yazakallahu khairan khatsiran

 
SM, Augustus 27’2007, 08.26 pm 

Indahnya diam

Dalam diamnya malam
Kegelapan terasa sempurna

Engkau telah pergi jauh terbang melewati batas cakrawala
Memenuhi panggilan Sang Maha empunya
Menyempurnakan janji yang engkau sepakati bersama
Dahulu kala…..
Ketika kita masih belum ada dan bersua
 
Tinggal aku sendiri
Dengan sayap patah penuh luka
Berusaha  menyembuhkan luka2ku dengan serpihan cinta yang tertinggal
 
Malam terasa begitu panjang dan lama
Ketika bulan tertusuk ilalang
Hatiku bak serumpun mawar dilabrak ayam
Begitu sunyi ,sepi dan hamp 

Bersyukur dan kacang rebus

Saat itu waktu menunjukkan pkl 06.30 malam, dalam perjalanan dari blok M menuju pintu toll slipi, jalanan padat merayap..hal yamg biasa dan tak aneh buatku, sudah sangat akrab dengan hiruk pikuk lalu lintas Jakarta, ketika sampai di jalan Hang Lekir, hujan turun dengan deras….sebuah bus KOPAJA disebelahku bergerak perlahan.. penuh sesak dengan penumpang hingga bergelantungan di pintu depan dan belakang……..
Aduh..kasihan benar mereka terguyur hujan..bergelantungan lagi..namun demi bisa secepatnya sampai dirumah..apapun ya dijalani.
Tidak kalah tersiksanya penumpang yang berada didalam bus…jendela tertutup rapat untuk menghindari air hujan, praktisscirculasi udara hanya dari kedua pintu depan dan belakang bus,yang juga tertutup dengan penuhnya penumpang yang berdiri hingga bergelantungan… aku memandang teman yang duduk disebelahku……..dalam hati bersyukur keadaanku setidaknya lebih baik dari penumpang bus tersebut, tidak berdesakan hingga bernafaspun terasa sulit……

Perjalanan dari blok M ke pintu toll slipi ditempuh 2 jam……….lega juga akhirnya bisa keluar dari kepadatan lalu lintas, namun toll juga tak kalah padat…….butuh waktu satu setengah jam untuk bisa sampai  di pintu toll kebunjeruk , setelah itu barulah agak lancar dan 2 jam kemudian kami sudah berada di halaman parkir  pelabuhan merak..menunggu ferry yang akan menyeberangkan kami ke wilayah paling ujung pulau sumatera,tepatnya Lampung.

ferry baru saja berangkat, antrian panjang mengular, sambil menunggu ferry berikutnya kami keluar dari mobil sambil melemaskan otot selelah hampir 6 jam  diperjalanan, waktu menunjukkan pukul 12.30 tengah malam cuaca cerah suasana lebih ramai dari biasanya, maklum long weekend, senin libur hingga sebagian warga Jakarta memutuskan bepergian keluar kota termasuk aku dan sahabatku.
Berjalan bersamanya aku merasa aman, tubuhnya yang tinggi besar dengan ramput pendek diatas bahu membuat penampilannya terlihat jadi gagah. Kemanapun pergi bersamanya aku merasa oke oke aja dan tak perlu takut……..maklum dia seorang polisi, “wong abri koq dila wan“ begitu biasanya candaku padanya kalau sudah kalah debat…. He he he

Kami barjaan mendekati seorang bocah penjual kacang rebus…….iseng2 membeli 2 bungkus kacang untuk melewatkan waktu.
Seperti biasa…….aku mulai tanya2, mulai darinama, usia, tempat tinggal dan berapa penghasilannya .
“tinggal bareng dibedeng sebelah terminal“..katanya seraya menunjuk arah timur
“bulanannya Rp 15.000.……kita ada 8 orang semuanya pengasong disini”
Sehari semalam dia dapat Rp 15.000.…. Dipotong untuk makan 2 atau 3 kali sehari dan modal yang harus disetor ke majikan sebesar Rp 7500, jadi yang tersisa praktis cuma mengantongi sekitar Rp 2000 per hari dikali 30 hari/bulan = Rp 60.000 , dipotong sewa tempat tinggal Rp 15.000, jadi penghasilan bersihnya cuma Rp 45.000 sebulan , dari jumlah tersebut tiap 2 atau 3 bulan sekali dia kirim ke kampung untuk ibunya sebesar 50 - 60.000 rupiah.
Duh Gusti……..uang segitu dapat beli apa ya…batinku.
Lumayan mbak…..uang segitu..halal hasil keringat sendiri, dari pada nyopet atau yang lainnya serunya menambahkan.
Aku semakin terharu mendengar ceritanya…….
“Mbak naik bus yang mana? tanyanya… “kita bawa mobil sendiri seru sahabatku”.
“Oh…..“katanya sedikit heran,
“kenapa ?” tanyaku
 “Biasanya orang yang bawa mobil sendiri jarang mau beli dagangan kita2 ,mbak” katanya menerangkan.
Tidak heran, sebab biasanya para pedagang sering menyebut para calon penumpang yang bawa mobil pribadi, cenderung lebih pelit , kalau mau belipun harus pake nawar mati2an dulu….itu kata sebagian mereka, tau benar tidaknya wallahu a’lam
“Maklum lah mbak….mereka itu kan orang kaya, jadi mungkin melihat kita dagang seperti ini..di udara terbuka, mungkin merasa giloo…..atau kurang bersih, takut jadi sakit perut atau apalah  maka saya lebih suka menjajakan didalam bus, apalagi yang bawa anak kecil, biasanyakan suka lapar mata, lihat apa aja pengin beli…. he he he..kan jadinya dagangan saya laku…daripada nawarin ke mobil pribadi kadang di lirik juga enggak”
Aduh….aku merasa tersindir..sadar atau tidak aku juga mungkin sering  bersikap seperti yang dia sebut.. tidak melirik para pengasong yang menawarkan dagangannya terutama di perempatan lampu merah atau kalau lagi macet.
Padahal mungkin mereka berharap untuk dibeli buat sekedar mengisi perut yang dari pagi mungkin belum diisi………

Mata hatiku terbuka , hari ini aku dapat dua pelajaran berharga, pertama untuk selalu bersyukur bahwa masih banyak orang lain yang kondisinya lebih buruk dari kita dan yang kedua aku belajar dari seorang bocah penjaja kacang rebus tentang sebuah sikap untuk tetap berfikir positiv mesti dalam kondisi tersulit  atau terjepit sekalipun.

Sesungguhnya berfikir positiv itu sehat, seperti bocah penjual kacang rebus tersebut yang bisa berfikir positif  terhadap prilaku segolongan anak manusia yang mereka sebut orang kaya dan tidak ikut2an menghakimi dengan sebutan pelit. Dia cuma seorang pengasong yang mungkin smp pun tak tamat menilik usianya yang masih sangat muda baru sekitar 14 tahun, pikirannya yang sangat sederhana namun penuh makna setidaknya buat orang seperti diriku.


Ach betapa egoisnya aku..............

 
Aduch…panas benar ya hari ini, enaknya mandi nech , biar gak gerah, abis sumuk banget.
Kusambar handuk dan bergegas ke kamar mandi, memutar kran shower dan byuuuuur, air mengalir deras.Untuk sesaat kubiarkan mengalir menunggu biar sedikit hangat, saolnya badan gak tahan diguyur air dingin, maklum sudah bau tanah..he he he.
Beberapa saat masuk ke bak mandi, mulai membasahi muka, tangan dan seluruh tubuh…. setelah itu, mambalikkan badan, dan mulailah bagian belakang pelan2 diguyur hangatnya air….. och….nyaman sekali dan nikmat rasanya.

Lalu mulai menggosok-gosok tangan dan bagian tubuh lainnya….tidak tergesa-gesa, sangat menikmati saat air perlahan mengguyur tubuh,  menuangkan sabun pada busa penyeka badan, santai dan enjoy, sambil bersenandung pula lagi……….hmmm!!!! semua orang pasti pernah mandi dan sering mandi, tentunya bisa merasakan nikmatnya mandi, apalagi dilakukan dengan santai dan tidak tergesa2.…..uch….segaaaar banget.


Tak terasa waktu berlalu…badan terasa bersih dan segar kambali, perlahan keran air ditutup lalu mulai mengeringkan tubuh, tidak seperti waktu mandi tadi, proses pengeringan tubuh hanya sebentar mungin semenit atau dua, kemudian masih dengan bernyanyi kecil keluar kamar mandi untuk bersalin pakaian.


Selintas kulirik jam di atas meja kecil di sudut kamar , jam menunjukkan waktu jam 05.30, wooow!!!!!!!…sebelum mandi tadi, jelas jarum jam menunjuk angka 05.00, berarti  aku telah menghabiskan waktu setengah jam di kamar mandi, dikuringi 2 menit buka pakain dan 2 menit pengeringan badan, praktis 26 menit badanku diguyur air dan selama itu pula air terus mengalir …………aku tertegun.

Seandainya di tampung, sudah berapa liter air yang tercurah untuk waktu 26 menit itu ya?..tiba-tiba saja pertanyaan ini melintas di benakku.

“ach….peduli amat…mandi ya mandi aja koq pake mikir2 segala sich”, kata hati kecilku yg ke-1
“iya….emang kenapa juga, yang penting enjoy….badan bersih”, kata hati kecilku yang ke-2 mendukung.

Pikiranku melayang teringat bahwa entah dimana dan kapan aku pernah melihat photo yang memenangkan hadiah “Pulitzer”, kalau gak salah, seorang bocah membasahi kepalanya dengan air kencing sapi, dan itu terjadi dibelahan lain dunia ini, di salah satu Negara Afrika.

“hmmm….tuch kan, orang lain, untuk hanya sekedar membasahi kepala yang entah sudah berapa lama tak pernah disentuh air, harus menunggu sapi buang air kecil dulu baru bisa keramas, lha ..kok kamu seenaknya saja mandi berlama-lama menghambur-hamburkan air”…..kata hati kecilku yang ke-3
“ Iya…. tau gak kamu tuch sudah berlaku zholim terhadap saudaramu sendiri”, ditimpali pula oleh hati kecilku yang ke-4.
“ ech..gak ada urusannya lagi, dia tu jauh nun disana, nach elo disini…ngapain juga dipikirin”, kata hati kecilku yang ke-1 lagi, gak mau kalah
“benar…dia dibarat elo di timur, gak ada hubungannya,  jauh booo!!!, kalaupun lu buang-buang air disini, dia di sana, gak ngefeek lagi…..” seru hati kecilku yang ke-2.mendukung pendapat hati kecil yang ke-1
“ech.. bumi ini bulat, biar lu di timur dia di barat, kalau lu tetap dengan pola pikir seperti itu, buang-buang air tanpa peduli dengan orang lain  , apa lu kira itu baik dan gak egois”…..sungut hati kecilku yang ke-3 kesal dengan  haitiku yang ke-1 dan ke-2
“ benar… bumi ini bulat , kalau lu sedang berada diatas, nach air kan sifatnya mencari tempat yang rendah, berarti air yang lu hemat itu akan mengalir ke tempat lain yang sedang berada dibagian bawah bumi , jadi gak peduli lu dibarat..orang lain di timur akan terkena dampak positiv kalau lu gak egois alias hemat, dan begitu juga orang akan terkena dampak negativ kalau lu gak hemat, sebab airnya kosong jadi gak ada yang mengalir kebawah waktu bumi lu sedang berada diatas…..” begitu lo  kata hati kecilku yang keempat sok berlogika.

Aduh…gue pusing mana yang benar ya…teori yang dikemukakan hati kecilku yang ke-empat itu memang cuma buat menyadarkan aku , tapi masuk akal juga ya kataku.

“Sudah-sudah, jangan ribut “kata komandan dari keempat hatiku, yaitu otak/benak gue sendiri.
“Bagaimanapun hidup hemat itu baik, egois itu gak baik, memikirkan kepentingan orang lain meskipun itu dibagian lain bumi, biar beribu mil jauhnya dari tempat kita tinggal ,ada baiknya untuk introspeksi diri, bahwa kita harus tetap berbagi , sebab mereka juga makhluk dan  ciptaan Allh yang harus menikmati nikmatnya mandi  dengan air bersih, jadi jangan dihabisi sendiri dong , egois banget sich luuu”, kata benakku, “gak usah jauh2 dibagian lain bumi,lihat tuch saudara2 kita di gunnung kidul, kalau musim kemarau,jalan berapa kilometer cuma untukngangkut seember air…tuch di ujung utara Jakarta, air susah jadi abrang mahal tau……”

Ech..itu tadi percakapan antara kempt sisi haiku, 2 sisi negativ dan 2 sisi positiv dan ditengahi oleh benakku sendiri.
Cukup keras juga untuk menyadarkanku, bahwa  masih ada orang lain diluar sana yang tidak seberuntung kita dalam menikmatai karunia Allah.
Selalulah bersyukur bahwa kita masih lebih baik dibanding saudara kita yang  lain, meski berada dibelahan lain dari bumi ini…nun ribuan mil jauhnya.

Catatan kecil untuk menyentil diri sendiri.

SM/CA,August 06’07

Wednesday, November 18, 2009

Kerang dan remis




Masih di pantai ..namun tempat berbeda, ada setumpuk batu dan penyangga dermaga....ternyata Allah memberi kehidupan hingga pada mahluk yang tak terlihat..
Batu2an ini dipenuhi oleh species laut yang menempel dan menjadikan batu tersebut sebagai pelabuhan terakhirnya, mendapat makan dari siraman ombak yang mendatang......
susunan kerang dan remis, alangkah indah dan rapinya,Subhanallah..seandainya saya ditugaskan untuk melakukannya tak akan mungkin bisa seindah dan serapi itu.................
Sebagian dari kerang2 yang saya abadikan, akrena debur ombak yang kencang menghalangi saya melakukan pemotretan lebih jauh lagi..

Bebatuan




Diambil di pantai Encinitas, saat itu cuaca dingin maklum musim dingin meski gak ada salju.....gak enak berada di pantai dalam suasana seperti ini, aku terduduk diatas pasir pantai memandang orang2 yang seolah menantang alam, menjemput ombak bermain selancar..
Tiba2 saja mataku tertumbu pada batu2an yang seolah disebar diatas pasir, Subhanallah terlihat begitu indah.............sesunguhnya siapa yang bisa menciptakan sebuah keindahan kalau bukan dariNya...sebab untuk orang lain mungkin pemandangan ini tidak ada artnya dan tak terlihat indah.....

Tapi itulah adanya,sunguh sebuah keindahan yang tiada tara apalagi ketika kita sedang tak tau mau berbuat apa?????

Tuesday, November 17, 2009

20 Sifat-sifat Allah

Alhamdullilah setelah mencari kesana kemari gak ketemu, tiba2 saja dapat email yang isinya  sesuai benar dengan yang diinginkan dan dicari2.....

Ini dia yang saya cari2 itu , tentang sifat2 Allah yang saya pelajari puluhan tahun yang lalu ketika masih belajar disebuah sekolah madrasah Ibtidaiyah.............

Berikut  rinciannya:


 

1. Wujud (ada)

 

Allah itu Wujud (ada). Tidak mungkin/mustahil Allah itu ‘Adam (tidak ada).

Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.

 

Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih komplek.

 

Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik! ) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya!

 

Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.

 

Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.

 

Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:

 

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]

 

Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.

 

Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?

 

Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?

 

Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakkan benda tersebut di bawah mikroskop yang amat kuat).

 

Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada?

 

Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.

 

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!

 

Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.

 

Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.

 

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]

 

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40]

 

Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:

 

“Allah lah Yang meninggi-kan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia berse-mayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya) , menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) , supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]

 

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]

 

Artikel lengkap tentang Bukti Tuhan itu Ada dapat anda lihat di www.media-islam. or.id

 

Hikmah: Kunci Iman menyembah Allah. Kalau orang tidak mempercayai Allah itu ada, maka dia adalah Atheist. Tidak mungkin bisa ikhlas dan khusyu’ menyembah Allah.

 

2. Qidam (Terdahulu)

 

Allah itu Qidam (Terdahulu). Mustahil Allah itu Huduts (Baru).

 

“Dialah Yang Awal ...” [Al Hadiid:3]

 

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia.

“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu..?” [Al Mu'min:62]

 

Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada.

 

Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya, yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan. Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih dulu, kemudian baru muncul Tuhan.

 

3. Baqo’ (Kekal)

 

Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu Fana’ (Binasa).

Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?

 

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati....” [Al Furqon 58]

 

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar Rahman:26-27]

 

Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati, maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.

 

Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski kehilangan segala yang kita cintai.

 

4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak Serupa dengan MakhlukNya)

 

Allah itu berbeda dengan makhlukNya (Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya misalnya sama lemahnya dengan manusia, niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!

 

Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa. Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus lainnya.

 

“...Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia...” [Asy Syu’aro:11]

 

Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat “Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu, sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti manusia dulu mati (tidak ada).. Setelah itu baru dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.

 

Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.” Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa menghancurkan alam semesta. Sementara manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika mati juga tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan mati.

 

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)

 

Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah (Berhajat/butuh) pada makhluknya.

 

“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]

 

“Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa’ 111]

 

Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan. Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh tukang masak agar bisa makan. Dia butuh pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh susu ibunya, dan sebagainya.

 

Sebaliknya Allah berdiri sendiri.. Dia tidak butuh makhluknya. Seandainya seluruh makhluk memujiNya, niscaya tidak bertambah sedikitpun kemuliaanNya. Sebaliknya jika seluruh makhluk menghinaNya, tidaklah berkurang sedikitpun kemuliaanNya.

 

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” [ Faathir 15]

Hikmah: Tidak sombong dan memohon hanya kepada Allah. Karena Manusia ketika lahir butuh bantuan. Demikian pula ketika mati meski dia kaya dan berkuasa

 

6. Wahdaaniyah (Esa)

 

Allah itu Wahdaaniyah (Esa/Satu). Mustahil Allah itu banyak (Ta’addud) seperti 2, 3, 4, dan seterusnya.

 

Allah itu Maha Kuasa. Jika ada sekutuNya, maka Dia bukan yang Maha Kuasa lagi. Jika satu Tuhan Maha Pencipta, maka Tuhan yang lain kekuasaannya terbatas karena bukan Maha Pencipta.

 

”Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu” [Al Mu’minuun:91]

 

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." [Al Ikhlas:1-4]

 

Oleh karena itu, ummat Islam harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa/Satu, yaitu Allah. Tidak pantas bagi ummat Islam untuk menyembah Tuhan selain Allah seperti Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Roh Kudus. Tidak pantas juga bagi ummat Islam untuk menyembah 3 Tuhan di mana satu adalah yang Menciptakan, satu lagi yang merusak, dan terakhir yang memelihara.

 

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari syirik, bagi siapa yang dikehendaki- Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]

 

Hikmah: Tidak mempersekutukan Allah

 

7. Qudrat (Kuasa)

 

Sifat Tuhan yang lain adalah Qudrat atau Maha Kuasa. Tidak mungkin Tuhan itu ‘Ajaz atau lemah. Jika lemah sehingga misalnya bisa ditangkap, disiksa, dan disalib, maka itu bukan Tuhan yang sesungguhnya. Hanya manusia biasa.

 

”... Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” [Al Baqarah:20]

 

”Jika Dia kehendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian tidak sulit bagi Allah.” [Fathiir:16- 17]

 

Hikmah: menyadari kekuasaan Allah dan tawakal kepada Allah.

 

8. Iroodah (Berkehendak)

 

Sifat Allah adalah Iroodah (Maha Berkehendak) . Allah melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Mustahil Allah itu Karoohah (Melakukan sesuatu dengan terpaksa).

 

“…Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” [Huud:107]

 

“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.” [Al Baqarah:117]

 

“…Katakanlah : "Maka siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Fath:11]

 

Hikmah: tawakal kepada Allah dan selalu berdoa kepada Allah

 

9. Ilmu (Mengetahui)

 

Allah itu berilmu (Maha Mengetahui). Mustahil Allah itu Jahal (Bodoh). Allah Maha Mengetahui karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu.

Sedangkan manusia tahu bukan karena menciptakan, tapi sekedar melihat, mendengar, dan mengamati. Itu pun terbatas pengetahuannya sehingga manusia tetap saja tidak mampu menciptakan meski hanya seekor lalat.

 

“Dan Allah memiliki kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An’aam:59]

 

“Katakanlah: Sekiranya lautan jadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu." [Al Kahfi:109]

 

“Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’:176]

 

10. Hayaat (Hidup)

 

Allah itu Hayaat (Maha Hidup). Tidak mungkin Tuhan itu Maut (Mati). Jika Tuhan mati, maka bubarlah dunia ini. Tidak patut lagi dia disembah. Maha Suci Allah dari kematian/wafat.

 

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup kekal Yang tidak mati...” [Al Furqaan:58]

 

11. Sama’ (Mendengar)

 

Allah bersifat Sama’ (Maha Mendengar). Mustahil Tuhan bersifat Shomam (Tuli).

 

Allah Maha Mendengar. Mustahil Allah tuli.

 

“... Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah:256]

 

12. Bashor (Melihat)

 

Allah bersifat Melihat. Mustahil Allah itu ‘Amaa (Buta).

 

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hujuraat:18]

 

Hikmah: takut berbuat dosa karena Allah selalu melihat kita

 

13. Kalam

 

Allah bersifat Kalam (Berkata-kata) . Mustahil Allah itu Bakam (Bisu)

 

“...Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” [An Nisaa’ 164]

Jika kita meyakini ini, tentu kita tidak akan menyembah berhala yang tidak bisa bicara sebagai Tuhan [Al Anbiyaa’ 63-65]

 

Demikianlah sifat-sifat Allah yang penting yang wajib kita ketahui agar kita tahu mana Tuhan yang asli dan mana yang bukan.

 

Jika sifat-sifat Tuhan itu kita pahami dan yakini, niscaya kita tidak akan menyembah 3 Tuhan atau Tuhan yang Mati atau Tuhan yang Lemah, dan sebagainya. Kita hanya mau menyembah Allah yang memiliki sifat-sifat di atas dengan sempurna.

 

Ada pun sifat-sifat ke 14-20 sesungguhnya merupakan bentuk Subyektif/Pelaku dari Sifat nomor 7-13 yaitu:

 

14. Qoodirun: Yang Memiliki sifat Qudrat

15. Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah

16. ‘Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu

17. Hayyun: yang Hidup

18. Samii’un: Yang Mendengar

19. Bashiirun: Yang Melihat

20. Mutakallimun: Yang Berkata-kata

Nama yang sangat dibenci Allah........................!!!!!!!!!!

Nama yang paling dibenci oleh Allah SWT

 

Hadish oleh Abu Hurairah ,Rasul SAW bersabda:" ada sebuah nama yang  paling tidak baik dimata Allah SWT dan sangat  tidak disukai oleh Nya pada hari pembalasan nanti, yaitu seseorang yang  menobatkan  atas dirinya sendiri dengan sebutan Malik Al-Amlak ( yang berarti raja dari segala raja).


Salah seorang sahabat (Sufyan) bertanya, apa yang dimaksud dengan  raja segala raja??? Adalah Shahan Shah…

Dan siapakah Shahan Shah itu???


Menurut informasi yang saya baca dari sana sini dan hasil surfing di internet, yang dimaksud dengan Shahan Shan tersebut adalah orang yang berkuasa disuatu tempat dan karena kekuasaannya serta keangkuhannya maka dia berani menobatkan dirinya dengan sebutan yang sangat-sangat angkuh tersebut….

 

Yang pasti salah satu darinya adalah Firaun (sebelum kedatangan Islam) dan diabad ke 20 adalah Muhammad Reza Pahlevi ( Shah Iran)  yang dimasa kejayaannya telah menobatkan dirinya dengan sebutan dan gelar tersebut.


Sang King of the King ini dikenal dengan life stylenya yang suka berfoya-foya dan melarang kaum perempuan menggunakan hijab dinegaranya ,diwaktu masa kejayaannya.