Thursday, November 26, 2009

Tak berhak untuk membenci

Dari ada menjadi tiada
Dari debu kembali menjadi debu
Keinginan yang besar  tidaklah cukup
Ada kekuatan yg melebihi segala-galanya
Kekuatan Ilahi yang mampu mengalahkan diatas semuanya

Doa seorang ibu dikala duka
Bagai setitik embun di pagi hari
Bak setitik air membasahi tenggorokan yang tengah haus di padang pasir
 

Malam merangkak pelan
Suasana sepi mencekam
Bulanpun seolah enggan menampakkan diri
Kadangkala muncul malu-malu
Atau menyembunyikan diri dibalik awan

Hatiku  gelisah menyimpan marah
Bagai serumpun bambu diterpa badai
Daunnya terburai ….berserakan
Dan dari sela-sela salah satu daun itu
ada darah merah mengalir menyiratkan luka
Luka yang amat dalam dan menyakitkan
 

Ingin kubuang benciku jauh2
Melemparnya kekegelapan
Membuangnya melalui jendela yang terbuka dan
Hilang ditelan malam
Atau menguburnya dalam dalam keliang lahat

Meski aku tau bahwa aku tak boleh membenci
Atau berhak untuk membenci meski itu pada sehelai daun sekalipun 

No comments:

Post a Comment