Sunday, December 20, 2009

Sepenggal dari cuplikan masa lalu - bag 3

Kami tak pernah putus asa 3

 

Suatu malam sekitar jam 00.30 wib …….security yang kebetulan sedang ronda di depan rumah mengatakan kalau dia melihat seperti cahaya api keluar dari atap rumah terbang menuju kearah barat sambil memperdengarkan suara orang melolong minta tolong………..entah benar entah tidak ..wallahualam………tapi semua orang seisi rumah mengatakan mendengar hal yang sama dan berlarian keluar……, ingin tau apakah gerangan yang terjadi, dan yg  anehnya hanya aku dan suami saja yang tak mendengar lolongan tersebut, sementara ayah, ibu dan pembantuku ikut terbangun berlari keluar mendengar hal tersebut.

 

Keesokan harinya ibuku cerita, ingat gak waktu itu si mbak keluar kamar bawa sapu lidi naik tangga pas habis magrib?…….

Aku berusaha mengingat :"..ehmm iya---iya.." kataku, "si mbak ngelihat orang tinggi besar hitam, kepalanya seperti banyak paku2 panjang bawa bocah2 kecil semuanya , terus entah kenapa si mbak seperti ada yang menyuruh ngambil sapu lidi, ngusir orang itu keluar melalui jendela".


"Lo.......koq dia enggak pernah ngomong?”, kataku heran.

“Takut….entar dikira malah nganeh-nganehi dan nakut2in?…..kata ibu

"Tapi kok sama persis dengan mimpiku ya…", kataku tiba-tiba teringat bahwa aku pernah mimpi persis seperti itu beberapa waktu lalu.

 

 

Beberapa hari berselang disuatu malam, aku bermimpi dikejar2 ular belang dua, separuh tubuhnya dari kepala berwarna merah sampai ditengah, dan kebawah berwarna putih……


Dalam mimpi ini aku berhasil memukul mati ular tersebut dengan sebuah tongkat bambu, lalu terbangun dari tidurku, pada saat bersamaan pula, sang suami juga sedang meringis kesakitan memegangi lehernya.

Ketika kutanyakan ada apa???,dia bilang mimpi, tapi koq sakitnya sungguhan, dia digigit ular berwarna perak keemasan di leher……..gigitannya kuat sekali dan baru berhasil lepas setelah lehernya luka dan berdarah, jadi waktu bangun itu dia seolah sedang memegang kepala sang ular yang dicomot dari lehernya ketika sedang menggigit.

Aneh..mimpi koq ya barengan kataku menggerutu…….tapi tidak urung dalam hati bertanya apa ya maknanya?

 

Namun tak kalah anehnya hampir setiap pagi hari bangun tidur, begitu buka pintu kamar didepan pintuku sudah siap sedia menanti seekor kala jengking , ukurannya tidak besar dan baunya sangat menyengat seperti bau cuka…….


Dari mulai takut dan heran..akhirnya jadi terbiasa, jadi begitu buka pintu kamar aku harus siap2 untuk menyingkirkan sang kala jengking, "tidak usah dibunuh, buang saja keseberang jalan", begitu pesan ibuku……….dan begitu masuk kamar mandi, hal yang sama terjadi didasar bak mandi yang berisi air juga ada seekor kala jengking, namun yang disini sudah mati sebab bukan habitatnya kali wong bak mandinya penuh air, juga jadi peristiwa biasa akhirnya karena keseringan.

 

Suatu kali jumat jam 11.30 siang, hari libur, jadi aku tidak kerja, tiba2 dari lantai atas terdengar suara gemuruh sangat keras, tetangga sebelah sampai bertanya ada apa? , ketika di periksa, ubin di kamar tidurku…dari sisi kiri ke sisi kanan melewati pertengahan tempat tidur, mbelesek membentuk kerucut, jadi 2 baris sejajar ubin menjungkit keatas…………., sekali lagi tak mau berprasangka buruk, analisanya karena itu lantai atas..tidak seperti lantai bawah yang langsung nempel ke tanah..jadi kurang air dan udara yang ada dibalik ubin terdesak dan mencari jalan untuk keluar menyebabkan ubin2 jadi berdiri dalam posisi 75 derajat (karena proses pemuaian)..entahlah fenomena apa…wallahualam, positiv thinking aja, kata suamiku, gak usah mikir yang aneh2,meski dalam hati ya pasti agak takut dan heran juga, cuma ya ku abaikan saja.

 

 

 

Setelah operasi yang tak membuahkan hasil apa2 itu, diapun mulai agak enggan ke dokter muak dengan segala macam aturan dokter, makan obat , menjalani terapi , "capek gak ada hasil", katanya. Apa lagi setelah di kemoterapi dia merasa pingin muntah… dan segala perasaan gak enak………yang bikin dia benar-benar termehek-mehek...

 

Namun semangatnya untuk sembuh tak pernah berkurang….lalu atas keinginannya jugalah akhirnya kami mulai manjalani pengobatan alternative, merujuk pada anjuran sang dokter/perawat di rumah sakit ketika dia selesai menjalani operasi yang gagal.

 

Perjalanan mencari kesembuhan ini membawaku berpetualang ke dunia yang sebelumnya tak terpikirkan dan kuanggap tidak ada, namun karena keinginan untuk sembuh apapun itu kami jalani,” asal jangan bertentangan dengan agama ya sudah lakoni“, itu pesan ibuku.

 

Dari mulai yang dekat sampai yang jauh, satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain, dan dari satu pulau ke pulau lain. Tidak satupun yang menunjukkan tanda2 kesembuhan atau membuahkan hasil hingga akhirnya aku cape,,,sudah terlalu cape, lelah phisik maupun phisikis.

 

 

Seringkali aku menangis di kamar mandi, tak ingin terlihat kalau aku patah semangat apalagi menyerah.  Dalam hati aku semakin mempersiapkan diri untuk menghadapi saat itu, saat yang paling aku takuti dan tak aku inginkan.

Aku ingin jikapun waktunya tiba maka aku sudah mempersiapkan hatiku baik-baik untuk siap menerima semuanya.

 

Suatu hari aku baru saja sampai dirumah sepulang dari kantor, tiba2 suamiku berkata, “besok kita ke tempat ibu siapa tau disana mungkin kesembuhan itu bisa saya peroleh” katanya .

“Tapi mas…apa mungkin bisa dapat ticket mendadak begitu? Lagian saya belum permisi untuk minta cuti……” belum selesai aku berkata dia sudah menyela,

“saya sudah cek ke garuda..tidak ada ticket untuk besok adanya minggu depan, yaaa..... kita naik mobil saja, kamu yang nyetir…”

 

Wueleeh wueeeleh…..apaa2an ini, tapi aku gak berani ngomong apa2, antara jengkel, marah dan sedih……….akhirnya aku mengalah, malam2 kutelpon bossku dan minta cuti dadakan 3 hari.

 

Ketika dalam perjalan ditengah2 hutan sumatera, saat itu aku sudah tak sanggup untuk menyetir, kantuk tidak tertahann….dari pada kenapa-napa kuputuskan untuk beristirahan sejenak di depan sebuah restoran yang sudah tutup karena hari sudah pkl 02.00 pagi.

 

Kuparkir mobil, dan suamiku meminta untuk mendirikan tenda yg sengaja kami bawa, agar dia lebih bisa beristirahat dengan nyaman, sebab tidur di mobil sudah tentu jauh dari nyaman, apalagi dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu.

 

Setelah tenda berdiri, dan mempersilakannya untuk beristirahat barang sejenak, akupun tertidur di jok depan, dengan pintu tetap terbuka, persis disebelahku tendanya berada….. tiba-tiba aku terbangun…..rasanya  baru saja memejamkan mata.,kulitik arloji ditangan, benar saja baru jam 03.00 pagi…..namun aku mendengar suara gaduh yang amat sangat,  seperti suara banteng yang mendengus mengejar2 sesuatu….…bak arena matador yg aku sering saksikan di tv.

Kukira babi hutan malam datang menyerang, maklum keadaan disekitar gelap sekali dan penuh pohon2 (hutan), namun tenda dibawah terlihat berguncang hebat seperti sedang ada yang berkelahi didalamnya..…namun aku tak bisa dan serasa tak kuasa untuk berbuat apa2 karena  …tubuhku kaku dan  tak bisa bergerak, mulutpun tak kuasa berucap, meski cuma sepatah kata…………..kupikir aku sudah berteriak keras minta tolong namun yang ada aku cuma melongo……..

 

Sekitar beberapa menit baru kurasakan tubuhku mampu digerakkan dan aku mengintip ke dalam tenda…..tidak terjadi apa2 didalam, dia tidur dengan tenang sambil memuluk guling yang sengaja dibawanya.


Setelahnya aku tak bisa tidur..memikirkan, mimpi apakah aku barusan,??? atau ini hanya sebuah khayalan..karena terlalu lelah? Entahlah………..

Besok paginyanya sekitar jam 05.30 pagi kami melanjutkan perjalanan, dan disebuah rumah makan ketika sedang sarapan pagi dia menceritakan kalau dia mimpi dikejar2 seekor banteng raksasa……………. tak sanggung menyelamatkan diri dan jatuh kedalam sebuah kubangan atau selokan …………………….

 

Aku terkejut mendengarnya….apakah aku telah berhasil masuk ke dalam alam mimpinya, atau ?…….entahlah, apakah juga ada hubungannya…… aku tak tau dan tidak lagi ingin tau, terlalu banyak keanehan dan aku capek….. sebaiknya aku berkonsentrasai saja untuk soal kesembuhan..memikirkan hal-hal yang diluar jangkauanku rasanya cuma buang2 waktu saja….sebab tak ada penyelesaiannya. Bukan berarti aku anggap enteng…………..tidak , aku hanya bisa bersikap hati-hati saja…lain dari itu semua kuserahkan kepadaNya. 

 

 

Permintaannya sudah mulai aneh2..kadang kala menguji kesabaran, namun aku berusaha untuk tetap tabah……..dari hal yang kecil sampai aku harus nyetir sepanjang 5000 km selama 2 hari dua malam ke luar pulau untuk mengantarkannya mencari kesembuhan.

Tidak peduli siang atau malam, panas atau hujan semua kulakoni untuk satu hal , yang disebut "kesembuhannya".

 

Sesampainya kami dirumah ibuku jam menunjukkan waktu pkl 04.30 pagi, setelah mengeluarkan tas yg kubawa, aku bersiap2 membersihkan badan, dan ketika jam menunjukkan waktu pkl 05.30 kami haru segera berangkat lagi sejauh +/- 130 km , aduh, aku baru saja ingin istirahat setelah menyetir hampir 2 hari 2 malam sejauh 2000 km, kini setelah sampai harus sudah berangkat lagi?


Aku ingin protes dan rasanya aku pingin menangis sekuat-kuatnya, namun mata teduh ibuku seolah memberi kekuatan dan dengan menahan kantuk, marah, kesel dan jengkel kamipun pergi ke sebuah desa dikota kecil , menemui seseorang yang katanya bisa mengupayakan kesembuhan.

Dengan terkantuk2 aku menyetir juga, untung jalanan lengang maklum masih pagi.

 

Akhirnya tepat pkl 07.00 kami sampai disana dan sudah banyak orang ngantri..

Ketika disana itu ada saat yang paling kuingat ….orang tua itu mengabil sebuah mangkuk berisi air, membelah 2 buah jeruk limau dan mencemplungkan kedalamnya, kemudian bertanya padanya,:"bapak kenal orang ini?" 

Dia bilang: "  ya kenal ", aku penasaran dan memanjangkan leher ingin ikutan melihat juga,:" eitt.... " dengan cekatan segera tangan kiri suamiku mencegah, “tidak usah…nanti kamu malah jadi dendam, ini belum tentu benar“,katanya

Subhanallah…… semua orang yang ada disitu terdiam dan berdecak kagum…..

“bapak bisa sembuh …….dengan cara mengirim balik penyakit ini kepada pengirimnya..“, kata orang tua tersebut, dst dst………….(tak perlu aku ceritakan)

 

Aku tidak mengerti…apa sich sebenarnya yang terjadi, maklum..buatku kalau sakit itu urusannya dokter lain tidak…

Tapi sekarang aku jadi terlibat dengan urusan yang begini2.…..wach uedaaan tenan iki, jadi memasuki dunia yang aneh-aneh begini. 


Tegas suamiku menjawab, “saya datang kemari memang untuk mengupayakan kesembuhan, kalau memang rejeki saya untuk sembuh, tanpa syarat apa2pun saya sembuh, kalau memang tidak ya tidak apa-apa, semuanya terjadi atas ijin Allah.

Sebab mencari kesembuhan itu wajib, kalau saya diam saja tidak berupaya ya dosa, namanya pasrah tanpa ada daya upaya , namun kalau harus pake syarat seperti itu saya tidak mau, belum tentu orang tersebut yg melakukan, jikapun memang benar ,kalau kembalinya kepada dia ya gak apa-apa, gimana kalau kembalinya kepada anggota keluarga yang lain? Wach dosanya saya bawa mati dong……….!!!!!!!

Mungkin sudah janji saya pada Allah ketika saya dalam kandungan ibu saya bahwa beginilah jalan hidup saya….” katanya tanpa perasaan apa-apa....cool banget kata abg sekarang.

 

“Aduh….bapak itu tabah banget dengan penyakitnya…….“ itu suara yang sempat terdengar dari orang-orang yang hadir disitu....selebihnya tak kuperdulikan karena suamiku segera mengajakku pulang.


Antara jengkel….. sedih dan marah, akhirnya kami pulang, jengkel dengan sikap suamiku, tapi aku hargai keputusannya dan sesampainya dirumah kuceritakan semuanya pada ibuku yang ternyata membenarkan sikapnya.


“Jangan gara-gara pingin sembuh malah jadi syirik”,katanya….“berupaya dan berdoa saja…serta berusaha untuk menjauhi yang satu itu tadi..” begitu kata ibuku yang membuat aku tersadar bahwa mereka benar adanya.

 

Sepulang dari sana, dirumah banyak tetangga ibuku yang datang ingin menjenguk sekedar menunjukkan rasa simpati, dan tiba2 seorang dari mereka menyarankan untuk dibawa ke suatu tempat yang tak begitu jauh dari rumah ibuku, karena jaraknya cuma 10 menit dari rumah akhirnya suamiku mengiyakan untuk pergi kesana.

Duch.................bener-bener dech dah kek setrikaan gue, maju mundur gak henti-hentinya.........badan dach seperti apa nich, tulang remuk semua rasanya, namun apa daya .. harus pergi juga.

 

Sesampainya disana, kita disuruh duduk dan yg punya rumah mengeluarkan segelas air dan memasukkan beberapa buah keris kecil kedalam gelas yang berisi air tersebut,(jadi punya banyak pengalaman aneh menyaksikan dunia yg gak nyata tapi ada).

Seketika, air menggelegak dan mengeluarkan busa……..lalu yg punya rumah geleng-geleng kepala, dan berkata padaku, : "bu…sudahlah kasi makan yang enak-enak aja suaminya……..soalnya tidak lama lagi umurnya, paling beberapa bulan saja”.

Wwuichhhh...........tega nian ini orang, koq sepertinya gak punya perasaan, apa dia kira hati saya terbuat dari batu , bukannya dari segumpal darah kali ya? atau dia kira dia si malaikat pencabut nyawa, kapan-kapan dia suka dia bisa melakukannya", batinku jengkel sekali.


“ begitupun coba kita lihat kalau bapak bisa meminum air ini sampai habis berarti bisa sembuh…yg sudah2 sich pasti muntah begitu minum beberapa teguk saja , soalnya air yang menggelegak dan berbuih itu menandakan tidak bisa disembuhkan dan berakhir dengan kematian, ini kelas berat, ” kata siempunya rumah sambil mengeluarkan keris2 tersebut dari dalam gelas dan menyodorkan air pada saumiku untuk diminunm.

 

Sebenarnya dia enggan sekali untuk meminum air tersebut, terlihat keengganan dari raut wajahnya, tapi entah kenapa diminumnya juga dan......... “bismillahirrahman irrahiim” katanya lalu isi gelas habis berganti kedalam perutnya, sempat dia tersedak dan ingin memuntahkan…membuat yang menyaksikan berdebar2 persis seperti menonton sebuah tontotan yang menegangkan.

 

Ketika dia sedang menyelesaikan tegukan yang terakhir…si empunya rumah ternganga sambil berkata:”tidak mungkin saya salah..”


Sambil menyerahkan gelas, suamiku berkata:” Ibu mungkin benar, umur saya hanya tinggal sepenggal galah saja…namun ibu juga bisa salah, siapa tahu umur saya masih 20 tahun lagi, semuanya terserah yang Diatas saja, Dia yang menentukan, bukan ibu yg cuma manusia biasa, kalaupun saya sembuh ditangan ibu itupun karena kehendakNya melalui tangan ibu, tapi soal umur tak ada yg tau, ternyata saya bisa menghabiskan air segelas penuh dan pernyataan ibu terbantahkan”, katanya menahan marah sambil berdiri dan menarik tanganku méngajak pulang.

 

Diperjalanan dia bilang kalau sebenarnya dia memang ingin muntah waktu mau minum air tersebut, sebab ada tercium bau besi (mungkin dari keris) yg dimasukkan ke gelas tersebut namun karena sebel dengan ucapanya, maka saya niatkan untuk menghabiskan saja dan ….seperti yg kamu liat airnya ludes, katanya sambil tersenyum.


berlanjut ke berikutnya

 

6 comments:

  1. sudah ikuti cerbernya mb.jasmine tapi di bag 2 dan 3 nya ini g ada tulisannya, cuma bertaburan emoticon saja. Aneh juga. Apa krn dari hp? Tapi keheranan pertama saya memang: penentuan diagnosa limfosarcoma sekaligus stadiumnya hanya dari pemeriksaan darah. Kok bisa?

    ReplyDelete
  2. mungkin karena dari hp kali ya.... anyway saya coba edit dengan warna lain biar bisa lebih kelihatan..
    saya gak ngerti soal analisa dokter, tapi waktu itu dilakukan usg, ct scan, rontgen, mri .....pokoknya semua test yg disuruh kita lakukan dan akhirnya hanya dari test darah saja yang terbaca dan hasil diagnosanya ya itu limfosarcoma stadium 4

    ReplyDelete
  3. mbak, saya ngobrol dengan suami (beliau spes orthopaedi), ternyata memang primer limfosarcoma itu di darah. Seringnya metastasis ke tulang. Jadi hasil lab tsb mungkin2 saja.

    ReplyDelete
  4. ya seperti saya jelaskan, benar2 buta soal beginian, saya taunya kalau sakit ya ke dokter/RS...... nach kalaupun akhirnya kita mengambil jalan alternativ.. itu hanya upaya selingan saja...
    kebenarannya Wallahua'llam.....namun apapun itu saya sudah ikhlas koq..

    ReplyDelete
  5. ya. pengalaman istri teman mendampingi suaminya kena ca tulang (bertahan 7 tahun sebelum wafat), 90% alternatif ada unsur syiriknya

    ReplyDelete
  6. benar sekali... Alhamdullilah sudah berakhir dan waktu itu juga sebisa mungkin kita menghindari hal2 yang syirik tersebut...meski mungkin tak terhindarkan....may Allah forgive us for all those kind of things happen beyond our control....Insya Allah

    ReplyDelete