Saturday, November 27, 2010

Mau KriTikan atau EmphatY.........?????

Hari ini sabtu, anak2 ramai dihalaman masjid, sebagian masih asik dengan temannya, sebagian duduk menunggu jemputan....................


Sekolah sabtu usai, dan akupun bersiap pulang.


Sebelum keluar dari dalam masjid seorang anak remaja perempuan  datang dan bertanya:"sister Fulan, may I ask you something??????????????", katanya sambil tersenyyum..

"oh ya silahkan..yuk mari kita duduk di pojok sana," katataku sambil menunjuk gundukan batu penyangga tanaman mawar yg tumbuh disamping masjid.

"hmmmmm...........tell me the wisdom behind wearing hijab.............", katanya tanpa menunggu lama.

Lalu saya jelaskan panjang lebar...............dan dia mendengarkan sambil mengangguk atau menggerenyitkan dahinya....gaktau menegrti atau heran.

Ketika tiba2 dia berkata:"hmmmm...........terus terang, dimasjid saya memang menutup kepala dan ya seperti yang anda lihat," katanya.

"tapi diluar dari masjid saya sama saja seperti kebanyakan perempuan lainnya, berpakaian sesuka saya, kadang seksi, kadang sembarangan, kadang rapi, tergantung mood".


Bagaimana ya, saya belum bisa tuh untuk berhijab sekarang, masih muda masih mau hura2".


Dan ini adalah jawaban klise yng selalu saya dapatkan dari semua remaja,  dan sangat2 bisa dimengerti, mereka ingin menikmati dunia remajanya sebelum akhirnya menutup diri dengan menggunakan abaya dan penutup kepala.


Dalam pikiran mereka, kalau berhijab berarti tidak boleh lagi seperti mereka sekarang ini, karena otomatis pakaian akan menyesuaikan dengan prilaku, masak pake abaya tapi ke diskotik?????

hi hi hi........ya ada benarnya juga sih, maklum masih kanak2..........

"Saya sebel, kenapa semua orang menyuruh saya berhijab, dirumah saya tidak ada yg perduli.

Ibu saya kemana, saya gak tau, bapak saya siapa saya gak pernah dengar namanyapun..

nenek yg membesarkan saya sibuk dengan dunianya..........

sepertinya saya hanya hidup didunia ini  untuk sekedar mampir saja, tanpa ada yang perduli dengan saya........", lalu dia tercenung dan menatap hampa kearah jalanan yg hilir mudik.

 

Kasihan, inilah anak hasil dari kehidupan yang terlalu modern, hasil dari kebebasan hak azasi manusia, anak lahir tanpa tau siapa ayahnya, dibuang ibunya, tinggal dengan nenek yang tak mau tau bagaimana kesehariannya kecuali sekedar kewajiban memberi makan agar bertahan untuk hidup...


Karena pergaulannya yang berteman dekat dengan seorang muslim , membawanya kelingkungan masjid......dan jadilah dia seorang gadis urakan yang menghiasi keseharian anak2 di masjid..


hmmm, jangan bersedih dengan kondisimu, apa yang engkau inginkan dari saya?? emphaty?? rasa belas kasihan???ikut sedih dengan penderitaanmu???menyeka air matamu??lalu larut dalam tangisan bersamamu????

itu tidak akan saya lakukan nak.....

lupakan semua masa  lalumu itu.............karena tidak bisa kamu rubah, semua sudah terjadi, dan tak mungkin kamu perbaiki.......

sekarang bangun, sekolah yg benar, cari teman yg benar, belajar dan banyak2lah bertanya, besok tidak sama seperti hari ini, kalau sekarang mendung, mungkin besok matahari bersinar..................................

tenggelam dalam kesedihan akan membuatmu muram..

tatap masa depanmu, teriakkan pada dunia  bahwa kamu ingin menikmati mentari pagi, ingin membangun hari esok dengan keceriaan...................

tidak ada satupun kejadian yang terjadi tanpa ijin dariNya, maka syukurilah apa yg kamu miliki hari ini.


Lupakan semua orang2 yang menyebabkan engkau menderita, tata hidupmu, kalau kamu bisa,  cari dimana ibumu, dapatkan info siapa ayahmu, karena tanpa mereka engkau tidak akan hadir didunia ini............

bersikap baiklah pada mereka karena itu kewajibanmu, lupakan apa yg mereka lakukan padamu karena tidak memperbaiki apa yg telah terjadi............

yang kamu perlukan saat ini adalah cambuk yang bisa menyemangatimu, bukan belas kasihan yang akan meruntuhkanmu.......bukan empati yang tak berguna untukmu...

saya ingin kamu bangkit, jadilah seorang gadis yang ceria, penuh gairah dan Insya Allah jadi seorang muslimah yang kaffah............

 

dia berdiri, dan lalu memelukku erat sekali.........................."thank you sister............

semua orang selama ini hanya memberi ku rasa kasihan, menghaturkan empathy dan membuatku semakin dalam terbenam dalam dendam......................

membuatku benci dengan hidup dan diriku, kemalangan yang menyelimutiku, kedukaan yang selalu menghampiriku..................

Tapi, engkau tak sedikitpun menunjukkan emphatimu padamu, engkau mengejekku sebagai gadis yg cengeng.........tidak mandiri, selalu minta dikasihani, dan............

namun sesungguhnya, inilah yang aku butuhkan, selama ini aku larut dengan orang2 dan kprihatinan.....................

aku hanyut  terbuai tangisan .................

tapi kata2mu membuatku berfikir, bahwa dibalik semuanya terdapat makna yang dalam, yang seharusnya dari dulu saya pertimbangkan...................

tapi kenapa baru sekarang saya membuka diri untuk menerima kritikan................?

 

Saya tersenyum, kemaren2 memang belum saatnya, tapi mungkin inilah moment itu. maka pergunakanlah, dan dia tersenyum sambil mengucapkan salam....see you tomorrow, katanya sambil berlari ke parkiran.

 

saya tercenung menyaksikan sikapnya barusan..........anak yang manis ,gadis yang ceria pada dasarnya..

diusia begitu muda kepahitan hidup telah menderanya, namun karena kultur dan cara pandang, membuatnya terbuka oleh kritikan...............

sangat berbeda dengan sebagian besar sikap orang2 yang saya jumpai dulu.............dikritik sedikit saja, marah, tersingungm, sakit hati dan gak mau jadi teman lagi......................


berapa banyak yg mundur pelan2 atau frontal , karena ketika meminta pendapat dari saya, ternyata ucapan saya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.........he he he,

tidak mengapa, memang sifat dasar manusia tidak mau dikritisi.......................siapa sih yg suka di kritik?? tidak ada........................karena berarti menunjukkan kelemahan kita.

padahal, sesungguhnya kalau kita mau berlapang dada, kritik itu sangat berguna, sebagai cermin bagi kita agar jadi lebih baik..

tapi karena kultur kita dibesarkan tidak mengajarkan untuk berlapang dada dalam menerima kritikan................jadilah kita seperti sekarang ini, dikritik sedikit saja langsung sakit hati dan membenci............


Saya belajar banyak dari keseharian saya bersama anak2, mereka suka mengkritik saya secara terus terang, dan Alhamdullilah, meski keluar dari mulut anak berusia 5 tahun saya dengarkan, karena kalau itu kebenaran, berguna untuk kebaikan saya, maka saya camkan, dan berterimakasih pada yang namanya kritikan.......

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment